CSE

Loading

Senin, 06 Januari 2014


JURNAL KESEHATAN SURYA MEDIKAYOGYAKARTA
PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT KOOPERATIF

SELAMA MENJALANI PERAWATAN PADA ANAK USIA
PRA SEKOLAH (3 –5 TAHUN) DI RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA

Banyak kasus yang menyebabkan anak-anak harus menjalani rawat inap di rumah sakit, diantaranya adalah data dari Dinkes Kabupaten Sikka menyebutkan jumlah balita yang kekurangan gizi tercatat sebanyak 7. 456 orang, terdiri dari gizi buruk sebanyak 456 orang dan gizi kurang sebanyak 7.000 balita.

Bermain dapat menjadi bahasa yang paling universal, meskipun tidak pernah dimasukkan sebagai salah satu dari ribuan bahasa yangada di dunia. Melalui bermain, anak-anak dapat mengekspresikan apapun yang mereka inginkan.Bermain juga menjadi media terapi yang baik bagi anak-anak bermasalahselain berguna untuk mengembangkan potensi anak. Menurut Nasution (cit Martin, 2008), bermainadalah pekerjaan atau aktivitas anak yang sangat penting. Melalui bermain akan semakin mengembangkan kemampuan dan keterampilan motorik anak, kemampuan kognitifnya, melalui kontak dengan dunia nyata, menjadi eksis di lingkungannya, menjadi percaya diri, dan masih banyak lagi manfaat lainnya (Martin, 2008).

Banyak anak menolak diajak ke rumah sakit, apalagi menjalani rawat inap dalam jangka waktu yang lama. Peralatan medis yang terlihat bersih dirasakan cukup menyeramkan bagi anak-anak. Begitu juga dengan bau obat yang menyengat dan penampilan para staf rumah sakit dengan baju putihnya yang terkesan angker Untuk mengurangi ketakutan anak yang harus mengalami rawat inap di rumah sakit dapat dilakukan beberapa cara salah satunya adalah melakukan permainan dokter-dokteran dengan membiarkan anak bereksplorasi dengan alat-alat kedokteran, seperti jarum suntik dan stetoskop. Anak berperan menjadi dokter, sementara anak lain atau orang tua menjadi pasiennya (Imam, 2008).
untuk data selengkapnya, silahkan download disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar