JURNAL KESEHATAN SURYA MEDIKAYOGYAKARTA
PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT KOOPERATIF
SELAMA MENJALANI PERAWATAN PADA ANAK USIA
PRA SEKOLAH (3 –5 TAHUN) DI RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA
Banyak
kasus yang menyebabkan anak-anak harus menjalani rawat inap di rumah sakit,
diantaranya adalah data dari Dinkes Kabupaten Sikka menyebutkan jumlah balita
yang kekurangan gizi tercatat sebanyak 7. 456 orang, terdiri dari gizi buruk
sebanyak 456 orang dan gizi kurang sebanyak 7.000 balita.
Bermain
dapat menjadi bahasa yang paling universal, meskipun tidak pernah dimasukkan
sebagai salah satu dari ribuan bahasa yangada di dunia. Melalui bermain,
anak-anak dapat mengekspresikan apapun yang mereka inginkan.Bermain juga
menjadi media terapi yang baik bagi anak-anak bermasalahselain berguna untuk
mengembangkan potensi anak. Menurut Nasution (cit Martin, 2008), bermainadalah
pekerjaan atau aktivitas anak yang sangat penting. Melalui bermain akan semakin
mengembangkan kemampuan dan keterampilan motorik anak, kemampuan kognitifnya,
melalui kontak dengan dunia nyata, menjadi eksis di lingkungannya, menjadi
percaya diri, dan masih banyak lagi manfaat lainnya (Martin, 2008).
Banyak
anak menolak diajak ke rumah sakit, apalagi menjalani rawat inap dalam jangka
waktu yang lama. Peralatan medis yang terlihat bersih dirasakan cukup
menyeramkan bagi anak-anak. Begitu juga dengan bau obat yang menyengat dan
penampilan para staf rumah sakit dengan baju putihnya yang terkesan angker
Untuk mengurangi ketakutan anak yang harus mengalami rawat inap di rumah sakit
dapat dilakukan beberapa cara salah satunya adalah melakukan permainan dokter-dokteran
dengan membiarkan anak bereksplorasi dengan alat-alat kedokteran, seperti jarum
suntik dan stetoskop. Anak berperan menjadi dokter, sementara anak lain atau
orang tua menjadi pasiennya (Imam, 2008).
untuk data selengkapnya, silahkan download disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar